the47foundation – Presiden AS Donald Trump, dalam unggahan di platform Truth Social pada Senin, 7 Juli 2025, secara tegas mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10% atas barang impor dari negara-negara yang dinilai “selaras dengan kebijakan anti-Amerika” BRICS

Siapa Saja Negara BRICS?

BRICS kini mencakup 11 negara dengan anggota inti lama: Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan ditambah anggota baru seperti Mesir, Arab Saudi, Indonesia, Iran, Uni Emirat Arab, Ethiopia serta mitra seperti Malaysia dan Nigeria. Trump tidak menyebut negara tertentu, melainkan menyebut negara yang bersikap anti-Amerika.

Latar Belakang Ancaman Tarif

1. Gelombang kecaman BRICS – Dalam pertemuan di Rio, para pemimpin mengkritik keras kebijakan tarif sepihak AS dan recent military strikes terhadap Iran yang dinilai melanggar hukum internasional .
2. Upaya de-dolarisasi BRICS – Inisiatif untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dengan memproyeksikan mata uang sendiri memicu kekhawatiran Trump bahwa itu bisa melemahkan peran dolar global.

Dampak di Pasar & Ekonomi Global

1. Pasar saham AS terguncang – Wall Street turun tajam (S&P 500 −0,8%, Dow −0,9%, Nasdaq −0,9%) menyusul ancaman tarif BRICS dan tambahan tarif terhadap Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dll.
2. Mata uang negara berkembang melemah – Rupiah dan rupee India terdepresiasi 0,5–0,8% terhadap dolar, terpicu oleh kekhawatiran eskalasi perdagangan.
3. Peralihan strategi BRICS – China, Rusia, dan negara lainnya semakin menyuarakan rencana untuk mendirikan mekanisme pembayaran alternatif dan memperdalam perdagangan dalam mata uang domestik.

Ancaman tarif Trump ke BRICS menandakan eskalasi signifikan dalam persaingan geopolitik dan ekonomi global. Walaupun niat awalnya untuk menjaga dominasi dolar AS dan melindungi industri domestik, implikasinya bisa mencerabut stabilitas tren perdagangan global dan memicu respons berantai di kawasan BRICS.