Bank Sentral Jepang Siap Luncurkan Stablecoin Yen Tahun Depan?
Stablecoin adalah jenis cryptocurrency yang dirancang untuk mempertahankan nilai yang stabil, biasanya dengan mengaitkan nilainya pada aset tertentu seperti mata uang fiat, logam mulia, atau kombinasi dari keduanya. Stablecoin menawarkan keuntungan utama berupa perlindungan terhadap volatilitas harga yang sering terjadi pada mata uang kripto tradisional seperti Bitcoin atau Ethereum. Jenis stablecoin yang paling umum adalah stablecoin fiat-backed, yang nilainya dikaitkan langsung dengan mata uang seperti dolar AS, euro, atau yen. Bank sentral di seluruh dunia mulai menunjukkan minat terhadap stablecoin seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi blockchain di sektor finansial global. Bank Sentral Jepang (BoJ), misalnya, mempertimbangkan penggunaan stablecoin berbasis yen untuk mempermudah transaksi digital dalam negeri, sekaligus mendorong inovasi dan efisiensi dalam sistem pembayaran.
Ada beberapa alasan mengapa BoJ tertarik pada stablecoin. Pertama, stablecoin memberikan potensi untuk memperkuat ekonomi digital, terutama dalam hal transaksi lintas batas. Dengan menggunakan stablecoin berbasis yen, Jepang dapat mengurangi ketergantungannya pada platform internasional yang mahal dan memakan waktu. Kedua, implementasi stablecoin memungkinkan pengawasan dan kontrol yang lebih baik terhadap aliran uang, yang dapat membantu mendukung kebijakan moneter negara.

Selain itu, langkah ini juga mencerminkan perkembangan dunia keuangan yang semakin digital di mana bank sentral global berlomba untuk mengintegrasikan teknologi blockchain ke dalam struktur finansial masing-masing. Stablecoin berbasis yen dapat menjadi alat yang strategis untuk mendukung target inklusi keuangan Jepang, di mana masyarakat di daerah terpencil dapat lebih mudah mengakses layanan keuangan berbasis digital. BoJ tampaknya ingin memastikan bahwa inovasi ini tetap berada dalam koridor hukum dan peraturan yang berlaku, demi menghindari risiko yang terkait dengan keamanan data, penipuan, serta potensi pencucian uang. Langkah ini menunjukkan bahwa Jepang serius dalam merangkul teknologi modern untuk meningkatkan daya saing ekonomi.
Pergeseran Kebijakan Keuangan di Jepang: Langkah Menuju Stablecoin
Bank Sentral Jepang (BOJ) tengah melakukan langkah strategis dalam mendefinisikan ulang kebijakan keuangan nasionalnya, seiring dengan berkembangnya teknologi blockchain dan kebutuhan akan inovasi di sektor moneter global. Pergeseran ini dipicu oleh meningkatnya popularitas mata uang kripto, khususnya stablecoin, yang menjanjikan stabilitas nilai dibandingkan dengan aset digital lain seperti Bitcoin atau Ethereum yang cenderung fluktuatif.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Jepang telah menunjukkan perhatian serius terhadap risiko dan manfaat dari stablecoin. Pemerintah berupaya menciptakan kerangka regulasi yang kuat untuk memastikan keberlanjutan sistem keuangan nasional. Stablecoin berbasis Yen Jepang menjadi bagian dari upaya tersebut, yang bertujuan untuk mendukung transaksi digital, keterjangkauan lintas batas, dan efisiensi pembayaran tanpa mengabaikan stabilitas moneter.
BOJ telah memulai diskusi intensif dengan regulator keuangan domestik dan stakeholder industri untuk memahami semua aspek teknis dan hukum terkait stablecoin. Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam pendekatan kebijakan. Sebelumnya, Jepang menekankan kontrol ketat terhadap penggunaan mata uang kripto, tetapi kini lebih fokus pada potensi stabilitas dan manfaat yang bisa ditawarkan oleh stablecoin yang terintegrasi dengan sistem keuangan tradisional.
Adanya riset mendalam mengenai mata uang digital memposisikan Jepang sebagai salah satu negara terdepan dalam diskusi global mengenai implementasi Central Bank Digital Currency (CBDC). Bank sentral, dengan pengawasan penuh terhadap pengeluaran stablecoin berbasis Yen, diharapkan dapat memberikan pengendalian yang lebih baik terhadap inflasi dan stabilitas ekonomi.
Keberhasilan kebijakan baru ini bergantung pada sejumlah aspek penting, di antaranya:
- Kerangka Regulasi yang Tegas: Memastikan stablecoin dimanfaatkan untuk tujuan yang sah tanpa risiko penyalahgunaan, seperti pencucian uang atau aktivitas ilegal lainnya.
- Teknologi yang Aman dan Efisien: Mengadopsi standard keamanan tinggi dalam sistem blockchain untuk melindungi data pengguna dan transaksi.
- Keterlibatan Publik dan Industri: Memastikan dukungan dari masyarakat dan sektor swasta untuk mendorong adopsi massal stablecoin berbasis Yen.
Pergeseran kebijakan ini menggambarkan komitmen Jepang dalam mendukung transformasi digital di bidang keuangan, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan stabilitas sistem moneter.
Stablecoin Yen: Pengertian dan Potensi Implementasi di Tahun Depan
Stablecoin Yen merujuk pada mata uang digital yang nilainya didukung penuh oleh yen Jepang, menjadikannya bentuk stablecoin yang dirancang untuk meminimalisir volatilitas karakteristik aset kripto. Stablecoin ini diproyeksikan menjadi bagian dari upaya modernisasi sistem keuangan Jepang yang digerakkan oleh Bank Sentral Jepang (BOJ). Dengan teknologi blockchain sebagai platform utamanya, stablecoin Yen dapat memberikan transparansi dan efisiensi yang lebih baik dibandingkan pembayaran tradisional.
Berbeda dengan aset kripto seperti Bitcoin yang cenderung mengalami fluktuasi harga, stablecoin Yen bertujuan untuk mencerminkan stabilitas nilai yen sebagai mata uang fiat. Implementasi stablecoin ini dapat membawa sejumlah manfaat di berbagai sektor, termasuk layanan keuangan, perdagangan internasional, dan pengelolaan rantai pasokan. Potensi ini menarik perhatian dari berbagai kalangan, seperti pelaku bisnis, regulator, dan masyarakat umum yang sedang menantikan regulasi ketat tetapi inovasi yang terukur.
Seiring berkembangnya teknologi keuangan, Bank Sentral Jepang diperkirakan akan fokus pada beberapa aspek utama, termasuk:
- Keamanan Sistem: Mengembangkan infrastruktur yang aman dan tahan terhadap ancaman siber.
- Skalabilitas: Memastikan stablecoin dapat mendukung transaksi dalam jumlah besar untuk kebutuhan pembayaran domestik dan lintas negara.
- Integrasi dengan Perbankan: Memastikan stablecoin Yen dapat diakses dengan mudah melalui bank dan institusi keuangan.
Selain itu, pihak berwenang diperkirakan akan bekerja sama dengan entitas swasta guna memastikan implementasi yang mulus dan patuh terhadap kerangka regulasi. Jika berhasil, stablecoin Yen dapat menjadi cetak biru bagi negara-negara lain dalam mengembangkan stablecoin yang dikelola oleh bank sentral.
Mengapa Bank Sentral Jepang Memilih Teknologi Stablecoin?
Bank Sentral Jepang (BoJ) tengah mempertimbangkan penerapan teknologi stablecoin sebagai bagian dari langkah inovatif dalam modernisasi sistem keuangan negara tersebut. Pilihan ini berakar pada beberapa alasan utama yang mencerminkan potensi besar teknologi blockchain dan stablecoin dalam memajukan efisiensi ekonomi sekaligus mengatasi tantangan yang dihadapi oleh sektor keuangan tradisional.
Stabilitas Nilai dalam Transaksi Digital
Stablecoin dirancang untuk mempertahankan nilai yang stabil melalui keterkaitan dengan aset yang memiliki nilai tetap, seperti mata uang fiat atau komoditas. Dalam hal ini, stablecoin Yen diharapkan memberikan platform digital yang aman sekaligus stabil untuk kebutuhan transaksi digital di Jepang, terutama dengan semakin meluasnya adopsi teknologi pembayaran berbasis kripto. Stabilitas ini membantu mencegah volatilitas harga seperti yang ditemukan pada mata uang kripto tradisional, memberikan kepercayaan lebih pada konsumen dan pelaku industri.
Inovasi Teknologi Blockchain
Teknologi blockchain yang mendukung stablecoin menawarkan tingkat transparansi dan keamanan yang lebih tinggi dibandingkan sistem keuangan tradisional. Setiap transaksi tercatat secara permanen di dalam buku besar digital yang tidak bisa dimanipulasi, sehingga mengurangi kemungkinan penipuan dan mempermudah proses audit. BoJ melihat adopsi teknologi ini sebagai cara efektif untuk meningkatkan integritas dan efisiensi sistem pembayaran domestik maupun internasional.
Mendukung Kebijakan Moneter
Adopsi stablecoin juga sejalan dengan keinginan BoJ untuk tetap menjaga kontrol terhadap kebijakan moneter nasional di tengah proliferasi mata uang digital yang terdesentralisasi. Dengan mengembangkan stablecoin yang dikendalikan langsung oleh bank sentral, tidak hanya akan membuka jalan bagi pembayaran lebih cepat dan murah, tetapi juga memungkinkan BoJ untuk memantau dan mengelola aliran uang secara lebih efektif guna mendukung stabilitas ekonomi.
Meningkatkan Inklusi Keuangan
Stablecoin diyakini memiliki potensi untuk memperluas akses ke layanan keuangan bagi masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki hubungan dengan sistem perbankan tradisional. Ini penting bagi Jepang, terutama di daerah-daerah yang kurang dilayani oleh infrastruktur keuangan modern. Stablecoin Yen bisa menjadi alat inklusi finansial yang mempermudah masyarakat untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital secara lebih luas.
Dengan serangkaian manfaat yang dihadirkan oleh stablecoin, Bank Sentral Jepang memperlihatkan komitmen serius dalam mengembangkan solusi berbasis teknologi ini sebagai bagian dari strategi mempertahankan posisinya di tengah kompetisi global yang terus berkembang.
Manfaat Stablecoin Yen bagi Ekonomi dan Sistem Perbankan Jepang
Penerapan stablecoin yang didasarkan pada Yen Jepang memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif bagi ekonomi dan sistem perbankan Jepang. Stablecoin Yen, yang menggabungkan keandalan mata uang fiat dengan efisiensi teknologi blockchain, dapat menciptakan berbagai manfaat strategis dalam berbagai sektor.
1. Stabilitas Sistem Keuangan
Stablecoin yang dipatok ke Yen dapat membantu mengurangi volatilitas di pasar aset digital. Hal ini dapat menarik lebih banyak investor, baik domestik maupun internasional, untuk berpartisipasi dalam ekosistem keuangan berbasis Yen tanpa risiko nilai tukar yang tinggi. Selain itu, dengan desainnya yang transparan dan auditable, stablecoin juga dapat meningkatkan kepercayaan terhadap instrumen keuangan digital.
2. Efisiensi Transaksi
Implementasi stablecoin Yen memungkinkan pemrosesan transaksi lintas negara dengan biaya rendah dan waktu yang lebih cepat dibandingkan sistem perbankan tradisional. Hal ini sangat relevan di tengah permintaan global untuk solusi pembayaran yang lebih gesit, terutama bagi perusahaan ekspor dan impor Jepang yang beroperasi di pasar internasional.
3. Inklusi Keuangan
Stablecoin berbasis blockchain dapat memperluas akses ke layanan keuangan bagi kelompok masyarakat yang saat ini kurang terlayani oleh institusi perbankan tradisional. Dengan menghubungkan pengguna langsung ke sistem digital tanpa memerlukan rekening bank, stablecoin Yen berpotensi membuka peluang baru bagi pelaku usaha kecil dan mikro.
4. Pendorong Inovasi Teknologi
Adopsi stablecoin Yen dapat mempercepat pengembangan teknologi blockchain di Jepang. Bank sentral dan perusahaan swasta dapat memanfaatkan teknologi ini untuk menciptakan produk keuangan baru, memperkuat daya saing Jepang dalam revolusi ekonomi digital global.
Secara keseluruhan, keberadaan stablecoin Yen berpotensi menciptakan ekosistem keuangan yang lebih efisien, inovatif, dan inklusif. Hal ini sejalan dengan visi Jepang untuk menjadi salah satu pelopor teknologi digital di Asia maupun dunia.
Tantangan yang Mungkin Dihadapi dalam Peluncuran Stablecoin Yen
Peluncuran stablecoin yen oleh Bank Sentral Jepang (BOJ) kemungkinan akan menghadapi berbagai tantangan yang dapat memengaruhi keberhasilan implementasi dan adopsinya dalam ekosistem keuangan. Salah satu tantangan utama adalah kebutuhan untuk menciptakan kerangka regulasi yang komprehensif. BOJ harus memastikan bahwa stablecoin yen patuh pada aturan domestik dan internasional terkait keamanan finansial, anti pencucian uang (AML), dan pendanaan terorisme (CFT). Kompleksitas ini dapat memperlambat proses perumusan kebijakan.
Selain itu, teknologi yang mendasari stablecoin yen juga menjadi aspek krusial. Penggunaan teknologi blockchain atau Distributed Ledger Technology (DLT) harus mampu menjamin keamanan data, kecepatan transaksi, dan skalabilitas. Masalah teknis seperti potensi serangan siber dan keberlanjutan energi dari proses validasi data bisa menjadi hambatan serius.
Tantangan lainnya adalah bagaimana melibatkan sektor perbankan tradisional. Bank-bank komersial mungkin mengkhawatirkan dampak stablecoin terhadap model bisnis mereka, terutama jika stablecoin yen menawarkan efisiensi yang lebih tinggi dengan biaya transaksi rendah. Penyesuaian antara sektor perbankan dan stablecoin membutuhkan waktu serta koordinasi yang intensif.
Kekhawatiran publik terhadap privasi data juga berpotensi menjadi penghalang. Dalam ekosistem digital, pengguna mungkin ragu untuk mengadopsi stablecoin jika mereka merasa data finansial atau identitas mereka berisiko dieksploitasi. BOJ diharapkan mampu membangun kepercayaan melalui transparansi dan perlindungan privasi yang ketat.
Selain itu, kompetisi dengan stablecoin swasta atau mata uang digital asing, seperti yuan digital dan dolar digital, dapat memengaruhi popularitas stablecoin yen. BOJ perlu mengembangkan strategi pemasaran yang tepat untuk memosisikan stablecoin yen sebagai opsi yang lebih aman dan andal bagi pengguna Jepang maupun global.
Dengan mempertimbangkan tantangan logistik, teknologi, regulasi, dan sosial ini, keberhasilan peluncuran stablecoin yen bergantung pada kesiapan BOJ dan para pemangku kepentingan terkait.
Dampak Stablecoin Terhadap Sistem Keuangan Global
Stablecoin telah menjadi komponen penting dalam ekosistem keuangan digital, membawa dampak signifikan terhadap sistem keuangan global secara keseluruhan. Dengan karakteristiknya yang menggabungkan stabilitas nilai mata uang fiat dan fleksibilitas teknologi blockchain, stablecoin mendorong perubahan dalam transaksi lintas batas, pengelolaan likuiditas, dan struktur pasar keuangan.
Peran dalam Transaksi Internasional
Stablecoin mempermudah transaksi lintas batas dengan menghilangkan kebutuhan untuk konversi mata uang tradisional. Hal ini mengurangi biaya operasional karena tidak tergantung pada mekanisme pertukaran mata uang konvensional yang sering kali mahal. Selain itu, kecepatan transaksi melalui teknologi blockchain membantu mempercepat sistem pembayaran internasional, menggantikan jaringan perbankan tradisional yang cenderung lambat.
Pengaruh Terhadap Stabilitas Keuangan
Kehadiran stablecoin memunculkan tantangan baru bagi stabilitas keuangan global. Jika adopsinya meluas tanpa regulasi ketat, potensi risiko sistemik dapat muncul. Misalnya, penerbit stablecoin yang tidak memiliki cadangan aset yang cukup dapat menghadirkan ancaman bagi investor dan konsumen, karena ketidakserasian antara nilai yang dijanjikan dan kemampuan likuiditasnya dapat memicu krisis kepercayaan.
Kompetisi dengan Mata Uang Tradisional
Stablecoin juga memiliki potensi untuk bersaing langsung dengan mata uang fiat, terutama dalam hal aksesibilitas dan efisiensi. Dengan penggunaannya yang cepat dan biaya rendah, stablecoin dapat menantang peran bank sentral dalam menjaga pengendalian moneter. Hal ini bisa memengaruhi keseimbangan pasar mata uang tradisional dan menyebabkan perubahan dalam kebijakan ekonomi global.
Isu Regulasi Global
Regulasi tetap menjadi isu besar dalam perkembangan stablecoin. Tanpa kebijakan yang konsisten, perbedaan pengaturan antara negara dapat menciptakan celah yang memungkinkan penyalahgunaan atau manipulasi pasar. Bank sentral dari berbagai negara, termasuk Jepang, mulai mencari cara untuk mengintegrasikan teknologi ini dengan sistem yang ada sambil memastikan bahwa risiko dapat dikendalikan dengan baik.
Stablecoin tidak hanya menciptakan peluang tetapi juga tantangan baru yang unik. Perkembangannya, terutama jika diintegrasikan oleh bank sentral seperti Jepang dengan stablecoin Yen, akan memberikan dampak lebih luas pada sistem keuangan global.
Perbedaan Yen Digital dan Stablecoin Yen
Yen Digital dan stablecoin berbasis yen sering kali dianggap serupa, tetapi keduanya memiliki perbedaan mendasar baik dalam konsep dasar maupun penggunaannya. Pemahaman akan perbedaan ini menjadi kunci untuk mengetahui implikasi kehadiran masing-masing pada sistem keuangan.
1. Penerbit
- Yen Digital diterbitkan dan diatur sepenuhnya oleh Bank Sentral Jepang (BoJ). Mata uang ini adalah representasi digital dari yen fiat dan memiliki status sebagai legal tender, sama seperti uang tunai atau deposito bank.
- Stablecoin Yen, di sisi lain, diterbitkan oleh entitas swasta, seperti perusahaan teknologi finansial atau bank komersial. Meskipun berpatokan pada nilai yen, stablecoin ini tidak memiliki status uang resmi.
2. Keamanan dan Regulasi
- Sebagai instrumen negara, Yen Digital beroperasi di bawah pengawasan ketat otoritas moneter, memberikan jaminan keamanan dan stabilitas yang tinggi kepada penggunanya.
- Stablecoin yen, meskipun terikat pada aset cadangan untuk menjaga stabilitas nilainya, menghadapi tantangan dari segi regulasi. Perusahaan penerbit harus mematuhi aturan terkait aset digital, yang bervariasi di berbagai yurisdiksi.
3. Tujuan Penggunaan
- Yen Digital dirancang untuk meningkatkan efisiensi pembayaran domestik, inklusi keuangan, dan mendukung kebijakan moneter Bank Sentral Jepang.
- Stablecoin yen banyak digunakan dalam transaksi lintas batas, perdagangan kripto, dan aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi) karena fleksibilitasnya yang tinggi.
4. Teknologi yang Digunakan
- Yen Digital kemungkinan besar akan memanfaatkan infrastruktur yang independen dari blockchain publik dalam rangka menjaga privasi dan kendali penuh atas transaksi.
- Stablecoin yen hampir selalu berjalan di atas blockchain, memanfaatkan teknologi ini untuk decentralisasi dan interoperabilitas antar platform.
Kedua jenis aset ini menawarkan manfaat unik, tetapi perbedaan fundamental dalam penerbitan, penggunaan, dan pengawasan membuatnya memenuhi peran yang berbeda dalam ekosistem keuangan modern.
Langkah-Langkah Persiapan Bank Sentral Jepang Menuju Peluncuran
Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) telah mengambil sejumlah langkah strategis dalam proses persiapan untuk peluncuran stablecoin yen yang direncanakan pada tahun mendatang. Langkah-langkah ini mencakup berbagai aspek yang bertujuan untuk memastikan keberhasilan peluncuran serta kestabilan sistem keuangan negara.
1. Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Bank Sentral Jepang sedang memanfaatkan penelitian mendalam terhadap teknologi blockchain dan Distributed Ledger Technology (DLT) untuk mendukung pengembangan stablecoin. Fokus utamanya adalah menciptakan platform yang aman, efisien, serta berdaya tahan tinggi terhadap berbagai potensi risiko teknis. Selain itu, uji coba teknis secara bertahap telah dilakukan guna mengevaluasi performa dan skalabilitas sistem.
2. Konsultasi dengan Pemangku Kepentingan
BoJ aktif menjalin komunikasi dengan bank komersial, lembaga keuangan, serta pelaku industri terkait untuk memastikan bahwa desain stablecoin dapat memenuhi kebutuhan pasar. Dialog ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan operasional dan memperoleh umpan balik dari industri sebelum implementasi penuh dilakukan. Pendekatan ini menunjukkan komitmen BoJ dalam mempertimbangkan kompleksitas sektor keuangan Jepang.
3. Penyesuaian Kerangka Regulasi
Langkah penting lainnya adalah pembaruan regulasi keuangan untuk mengakomodasi penggunaan stablecoin di Jepang. Pemerintah Jepang bersama BoJ sedang mengembangkan kebijakan yang komprehensif guna memastikan bahwa stablecoin tidak hanya mematuhi undang-undang yang ada tetapi juga melindungi konsumen dan mengurangi risiko sistemik. Kebijakan ini juga mengatur tata kelola, transparansi, dan perlindungan data pengguna.
4. Edukasi Publik dan Sosialisasi
BoJ menyadari pentingnya pemahaman masyarakat terhadap konsep stablecoin dan manfaatnya. Oleh karena itu, mereka menginisiasi kampanye sosialisasi yang bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan terkait mata uang digital. Platform komunikasi seperti seminar, publikasi resmi, dan media sosial digunakan untuk menjelaskan fungsi stablecoin yen dalam ekonomi nasional.
5. Integrasi dengan Infrastruktur Keuangan Lokal
Persiapan teknis untuk integrasi stablecoin ke dalam sistem pembayaran domestik juga menjadi prioritas utama. BoJ bekerja sama dengan otoritas pembayaran, penyedia teknologi finansial, serta institusi lainnya untuk memastikan konektivitas antara platform baru dan infrastruktur keuangan yang ada.
Dengan langkah-langkah ini, Bank Sentral Jepang menunjukkan keseriusannya dalam merealisasikan stablecoin yen sebagai alat pembayaran digital yang aman, efektif, dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi negara. Strategi ini dirancang untuk memastikan stabilitas finansial dan adaptasi optimal terhadap teknologi baru.
Bagaimana Reaksi Lembaga Keuangan dan Publik Terhadap Stablecoin Yen?
Peluncuran stablecoin yen yang direncanakan oleh Bank Sentral Jepang (BoJ) telah memicu berbagai tanggapan dari lembaga keuangan dan masyarakat umum. Stablecoin yang diusulkan dianggap sebagai langkah strategis Jepang untuk mengadopsi inovasi teknologi keuangan, sambil tetap menjaga stabilitas ekonomi negara.
Reaksi Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan tradisional di Jepang telah menunjukkan reaksi yang bervariasi terhadap rencana peluncuran ini.
- Bank Komersial dan Lembaga Pinjaman Banyak bank komersial yang menyambut baik inisiatif ini karena dianggap bisa mengurangi biaya transaksi internasional. Adopsi stablecoin yen diproyeksikan akan meningkatkan efisiensi sistem pembayaran, terutama di sektor perdagangan internasional dan remitansi. Namun, sebagian lembaga khawatir bahwa pengaruh stablecoin dapat mengurangi permintaan akan layanan tradisional mereka, seperti deposito mata uang fiat.
- Perusahaan Fintech Perusahaan fintech melihat stablecoin yen sebagai peluang besar untuk mempercepat inovasi. Kemampuan token digital ini untuk diprogram di lingkungan blockchain memberikan fleksibilitas lebih dalam menciptakan layanan keuangan baru. Namun, beberapa perusahaan mengingatkan pentingnya regulasi yang jelas untuk mencegah potensi penyalahgunaan.
Respons Publik
Bagi masyarakat umum, pandangan terhadap stablecoin yen juga beragam. Sebagian besar individu muda yang paham teknologi merasa optimis bahwa stabilisasi nilai yen melalui stablecoin dapat mempermudah transaksi sehari-hari, terutama dalam ekosistem digital. Selain itu, stablecoin ini diperkirakan akan menarik perhatian investor individu, terutama jika dianggap lebih aman dibandingkan aset kripto lainnya yang volatil.
Namun, ada juga kekhawatiran mengenai privasi transaksi dan pengawasan pemerintah. Beberapa pihak menyoroti bahwa pengelolaan data oleh otoritas dapat meningkatkan risiko penyalahgunaan atau pelanggaran privasi. Di sisi lain, masyarakat lebih konservatif umumnya merasa skeptis terhadap penggunaan mata uang digital, khawatir akan kompleksitas teknis dan potensi risiko keamanan teknologi.
Reaksi ini menggambarkan dilema antara kebutuhan akan inovasi dan kekhawatiran akan dampaknya terhadap stabilitas sistem moneter tradisional Jepang.